MAKALAH
”STRATEGI
DAN ANALISIS INVESTASI MODAL”
MATA KULIAH
MANAJEMEN BIAYA
Disusun oleh :
1.
Pawit Kurniasih 7311412067
2.
Dita Siti Mulyani 7311412072
3.
Farikhaturrohmah 7311412083
4.
Umi Fasilatur R 7311412087
5.
Dwi Wahyuningsih 7311412091
6.
Evi Noviasari 7311412093
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, hidayah serta inayahnya kepada kita
semua, sehingga kami dapat menyusun sebuah makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen Biaya
yang berjudul “Strategi dan Analisis
Investasi Modal ”. Solawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
tauladan serta junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
jaman jahiliyah ke jaman yang terang benderang pada saat ini.
Tugas
makalah ini tidak akan dapat
terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari teman-teman serta para pembimbing yang
telah memberikan arahan untuk perbaikan makalah ini. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa
tulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, memiliki banyak kekurangan
dan membutuhkan perbaikan, sehingga
kritik dan saran sangat kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan semua pembaca yang telah
meluangkan waktunya untuk membaca makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk seluruh
mahasiswa Unnes pada khusunya dan
seluruh pembaca makalah ini pada umumnya.
Semarang,
23 Mei 2014
Tim Penulis
ii
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Strategi dan Analisis Pembelanjaan Modal ............................................................. 3
2.2 Peran Akuntansi dalam Proses Penganggaran Modal .................................... 4
2.3 Identifikasi Data Arus
Kas Relevan untuk Analisis Pembelanjaan Modal ............. 7
2.4
Arus Kas Terdiskonto Model Keputusan Penganggaran
Modal ............................. 8
2.5 Ketidakpastian dan Proses Penganggaran Modal .................................................... 12
2.6 Model Keputusan Penganggaran Modal Lainnya ................................................... 14
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 18
3.2 Saran ........................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19
iii
|
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengelolaan laporan keuangan telah mengalami
kemajuan yang akuntabel dan transparan dalam semua aspek transaksi keuangan
perusahaan. Anggaran belanja khususnya belanja modal merupakan hal yang sangat
penting dalam penataan anggaran perusahaan. Pada umumnya perusahaan mencurahkan
sejumlah besar modal untuk sebuah proyek investasi yang diharapkan memberikan
manfaat untuk masa depan dalam
beberapa tahun. Melalui investasi modal yang direncanakan dengan baik, badan
usaha dapat mengembalikan profitabilitas, mendapatkan kembali atau memperluas
pangsa pasar, merespons perubahan iklim bisnis, mengurangi biaya, meningkatkan
kualitas, dan memperkuat proses strategis bisnis di seluruh mata rantai nilai
mereka. Perusahaan dapat mengamankan keunggulan kompetitifnya dengan
mengusahakan strategi biaya rendah (yaitu biaya-kepemimpinan) atau strategi
diferensiasi produk. Selain itu perusahaan juga berkemungkinan mencurahakan
bagian yang lebih besar dari anggaran modal investasi untuk penelitian,
pembangunan, dan kegiatan promosi produk. Namun pada dasarnya keputusan investasi
modal harus mendukung landasan strategis perusahaan. Oleh karena itu perlu
dipelajari strategi dan analisis investasi modal mulai dari peran strategis
analisis biaya modal hingga pertimbangan-pertimbangan mutakhir dalam
pengambilan keputusan investasi modal.
1.2 TUJUAN
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Mempelajari strategi
dan analisis investasi modal.
2. Memahami
peran strategis analisis biaya modal dalam penganggaran modal perusahaan.
3. Mempelajari
ketidakpastian yang mungkin terjadi dalam proses penganggaran modal.
4. Memahami
peran akuntansi dalam proses penganggaran modal.
5.
1
|
1.3
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas maka dapat diambil rumusan masalahnya sebagai
berikut :
1.
Bagaimana strategi dan
analisis pembelanjaan modal?
2. Bagaimana
peran akuntansi dalam proses penganggaran modal?
3. Apa
saja data arus kas yang relevan untuk analisis pembelanjaan modal?
4. Bagaimana
penerapan model arus kas terdiskonto sebagai model keputusan penganggaran
modal?
5. Apa
saja ketidakpastian yang mungkin terjadi pada proses penganggaran modal?
6. Apa
saja model keputusan yang ada dalam penganggaran modal?
7.
Bagaimana isu perilaku
yang terkait dalam proses penganggaran modal?
2
|
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
STRATEGI PERUSAHAAN DAN
ANALISIS MODAL-INVESTASI
Penganggaran
modal (capital budgeting) adalah
proses mengidentifikasi, mengevaluasi, memilih, dan mengendalikan investasi
modal. Terdapat dua tipe perusahaan, yaitu perusahaan yang memilih untuk
membangun dan perusahaan yang memilih untuk mengahsilkan.
Sebuah
perusahaan yang memilih untuk membangun sering di hadapkan pada banyak
ketidakpastian, seperti penggunaan teknologi yang sedang berkembang, lingkungan
dengan tingkat perubahan yang cepat, dll. Pengendalian pembelanjaan modal di
lingkungan ini biasanya kurang formal, yaitu lebih banyak menggunakan data
nonfinansial, dan memiliki sifat yang lebih subyektif. Hal ini dikarenakan
ketidakpastian tersebut memerlukan penggunaan perspektif jangka panjang,
penyisihan dalam periode pengembalian jangka panjang (pemulihan biaya investasi
modal), dan penggunaan tingkat diskonto yang relative rendah, sehingga harus
mendapat persetujuan manajer tingkat atas.
Sementara
perusahaan
yang memilih untuk “menghasilkan” adalah perusahaan yang matang atau yang berkompetisi
di pasar yang matang (misalnya, yang siap menghadapi perubahan, dll). Praktik-pratik
penganggaran modal pada perusahaan ini cenderung formal dan sebagian data
pengambilan keputusan investasi dalam situasi ini cenderung dapat
diperhitungkan serta bersifat finansial. Berdasarkan kebutuhan, jangka waktu
laba atas investasi modal dalam konteks ini harus pendek dan “tingkat diskonto”
harus relatif tinggi (setidaknya sama besar dengan modal perusahaan), sehingga bisa disetujui
oleh manajer-manajer perusahaan ditingkat yang relatif rendah.
2.1.1
Pengaruh pengeluaran
modal pada penggerak biaya strategi
3
|
a.
Keterlibatan tenaga
kerja (manajemen partisipatif- participative
management).
b. Komitmen
tenaga kerja untuk perbaikan berkelanjutan.
c. Kepatuhan
terhadap konsep manajemen mutu total (total
quality management – TQM).
d. Pemanfaatan
kapasitas efektif.
e. Efisiensi
aliran/layout produksi.
f. Efektivitas
desain produk.
g. Eksploitasi
hubungan dengan pemasok dan pelanggan diseluruh rantai nilai.
2.2
PERAN AKUNTASI DALAM
PROSES PENGANGGARAN MODAL
Adanya
akuntansi tentu akan menambah nilai terhadap proses penganggaran modal. Peran
akuntasi dalam proses penganggaran modal antara
lain :
a.
Keterkaitan
dengan Anggaran Induk
Akuntansi
memainkan peran koordinasi dan peran kepemimpinan dalam desain MACS (management accounting
and control system). Artinya,
akuntansi memberikan nilai tambah dengan memadu pengembangan dan penggunaan
perencanaan dan sistem kendali yangb komprehensif, termasuk proses penggunaan
modal efektif. Sebagai
komponen dari anggaran induk, anggaran modal perusahaan dipakai untuk tujuan
pengendalian strategis maupun tujuan manajemen.
b.
Keterkaitan
dengan Strategi dan Kartu Skor Berimbang
4
|
Dalam
hal ini kita mengenal model keputusan multikriteria (multicriteria decision models), yang
mencakup lebih dari satu kriteria keputusan tunggal (seperti tingkat
pengembalian setelah pajak,atau proyek arus kas masa depan). Salah satu model
keputusan multikriteria yang populer adalah proses hierarki analitis. Proses hierarki
analitis (analytical hierarchy process- AHP) adalah suatu
teknik keputusan multikteria yang dapat mengkombinasikan faktor-faktor
kuantitatif dan kualitatif dalam evaluasi keseluruhan alternatif kebijakan. AHP mengatur masalah
menjadi lebih kecil dan bagian yang lebih kecil kemudian digunakan sebagai
perbandingan berpasangan sederhana dalam mengembangkan hierarki preferensi
pembuat keputusan. Hierarki ini kemudian dimanipulasi untuk menghasilkan
metriks akhir yang mewakili seluruh prioritas alternatif yang berhubungan.
Seseorang kemudian dapat membuat keputusan logis berdasarkan perbandingan
berpasangn yang dibuat diantara alternatif keputusan (misalnya, pilihan
penganggaran modal) dan berbagai kriteria yang digunakan untuk tujuan
pengambilan keputusan (seperti mutu, arus kas, dampak pada crita merek, dan
masa pengembalian.AHP memungkinkan manajer untuk mempertimbangkan faktor
berwujud maupun tidak berwujud ketika membangun hierarki keputusan, yang
memungkinkan manajer untuk menghubungkan strategi dengan kebijakan penganggaran
modal. Hal ini akan memastikan bahwa keputusan didasarkan pada lebih dari
sekedar masalah keuangan atau karakteristik kuantitatif lain dari investasi
modal yang diusulkan. Akuntan dapat menambahkan nilai proses pengembalian
keputusan dengan menyediakan informasi yang akurat dan berpartisipasi dalam
proses perbandingan berpasangan.
5
|
a.
Tidak seperti model
penilaian, AHP menggunakan proses pengukuran skala rasio yang menghasilkan
hasil skala rasio.
b. Perbandingan
berpasangan merupakan cara alami untuk memunculkan preferensi pengmbil
keputusan (tidak seperti penggunaan undian dalam MAUT).
c. Tidak
seperti scoring model dan MAUT, AHP
memungkinkan adanya beberapa inkonsistensi penilaian.
d. Berbeda
dengan MAUT, AHP tidak memerlukan penentuan fungsi pengukuran.
e. AHP
mudah digunakan-pada kenyataannya, ada banyak publikasi akun yang sukses
diaplikasikan dalam berbagai konteks keputusan.
c.
Generasi
Data Keuangan Relevan untuk Tujuan Pengambilan
Keputusan
Informasi
keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan sebagai biaya masa depan atau
pendapatan yang berbeda diantara alternatif-alternatif keputusan. Bagian data keuangan
yang relavan dengan keputusan penganggaran modal adalah konsekuensi penghasilan
pajak dari pengeluaran modal yang diusulkan. Penghematan pajak akibat pemotongan depresiasi sangat
penting dalam analisis pembelanjaan modal. Peraturan pajak penghasilan yang
berkaitan dengan penggunaan, akuisisi, dan penjualan aset inventasi sangat
kompleks. Dengan demikian,
akuntansi dapat menambah nilai dengan memastikan bahwa semua item yang berhubungan dengan pajak
relavan, khususnya pengurangan depresiasi, termasuk sebagai baagian dari
informasi yang diberikan kepada manajer untuk tujuan penganggaran modal.
d.
Pasca-Audit
Akuntan juga
dapat menambahkan nilai pada tahap akhir dari proses penganggaran modal. Penggunaan pasca-audit
dalam keputusan penganggaran modal sangat penting dalam investasi yang lebih
luas dalam jangka panjang, dan investasi dalam teknologi manufaktur baru. Audit
untuk investasi tersebut harus mencakup analisis dari hasil arus kas maupun
manfaat operasi, seperti perkiraan perbaikan dalam fleksibilitas produksi atau
peningkatan dalam waktu siklus produksi. Manfaat spesifik berikut ini berhubungan
dengan pengeluaran modal pasca-audit:
a.
6
|
b. Pasca-audit
memberikan mekanisme formal (timbal balik) untuk menentukan apakan proses yang
sedang berjalan harus dilanjutkan, diperluas, atau dihentikan. Oleh karena itu,
pasca-audit memberikan informasi bberharga yang dapat digunakan untuk
memperbaiki masalah sebelum sebuah investasi mengalami kerusakan.
c. Proses
melakukan pasca-audit membantu meningkatkan mutu proposal investasi di masa
depan; karena manajer tahu bahwa hasil proyek akan dievaluasi, ada insentif
bagi manajer untuk membuat estimasi yang akurat dari pada sekadar menyajikan
perkiraan yang terlalu optimis dalam upaya mendapatkan persetujuan proyek.
d. Umpan
balik dari pasca-auidit memungkinkan manajemen puncak untuk mengidentifikasi
bias manajer individual, informasi tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki
proses penganggaran modal di masa depan.
Kesulitan (atau
masalah) yang berhubungan dengan melakukan investasi modal pasca-audit pada
umumnya adalah sebagai berikut
:
a. Masalah
perusahaan, misalnya kurangnya personel yang berkualitas untuk melakukan audit
dan ketidaksukaan personel yang diaudit.
b. Masalah
ekonomi, misalnya biaya melakukan audit itu sendiri.
c. Masalah
teknis, misalnya ketidakmampuan sistem akuntansi untuk menghasilakan informasi
yang dibutuhkan dalam melaksanakan audit atau ketidakmampuan untuk
mengidentifikasi keuntungan yang berasal dari investasi tertentu.
2.3 IDENTIFIKASI DATA ARUS KAS RELEVAN UNTUK ANALISIS
PEMBELANJAAN MODAL
7
|
2.3.1
Arus
Kas sebuah kerangka kerja Analisis
Struktur berikut
dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi financial yang relevan dengan
keuangan dan berhubungan dengan modal investasi proyek yang diusulkan, sebagai
berikut:
1.
Inisiasi proyek-arus
kas pada titik ini meliputi:
-
Arus kas keluar,
mencakup biaya instalasi, untuk memperoleh investasi dan untuk memulai operasi
(misalnya, biaya pelatihan karyawan dan biaya pengujian mesin).
-
Komitmen-komitmen kas
untuk peningkatan modal kerja neto(yaitu asset lancer-kewajiban lancer)
-
Arus kas masuk atau
keluar, setelah dikurangi pajak, terkait penjualan asset yang diganti.
2. Operasi
proyek- arus kas operasi selama tahap operasi dari investasi modal meliputi
berikut ini:
-
Arus keluar untuk biaya
operasi dan, dalam beberapa kasus, investasi modal tambahan setelah pengeluaran
awal.
-
Komitmen untuk
tambanhan modal kerja neto yang diperlukan dalam mendukung operasi.
-
Arus masuk kas(atau
pengurangan biaya operasional tunai) yang dihasilkan oleh investasi, dan uang
tunai dilepaskan dari pengurangan modal kerja neto.
3. Pembuangan
proyek-pembuangan arus kas pada proyek mencakup:
-
Arus kas masuk atau
keluar, setelah dikurangi pajak, terkait pelepasan investasi tersebut.
-
Arus kas masuk dari
pengurangan / pelepasan modal kerja neto.
8
|
2.4
ARUS
KAS
TERDISKONTO MODEL KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
Model
Keputusan penganggaran modal terbagi menjadi dua bagian yaitu model arus kas
terdiskonto dan model non DCF. Pada model arus kas terdiskonto mempresentasikan
keputusan penganggaran modal yang memadukan nilai sekarang dari arus kas masa
depan atau disebut dengan Discounted Cash Flow (DCF). Sedangkan pada model Non
DCF dalam penganggaran modal merupakan model yang tidak berbasis nilai sekarang
dari arus kas masa depan.
1. Model
DCF
ð Menentukan
Tingkat Diskonto
Tingkat
diskonto merupakan istilah umum yang mengacu pada kurs yang digunakan dalam
penganggaran modal untuk mengkonversi arus kas masa depan dengan dasar nilai
sekarang. Dalam mengevaluasi investasi modal, model DCF secara eksplisit
mempertimbangkan nilai waktu uang. Penganggaran modal tingkat diskonto
dijadikan sebagai biaya modal rata-rata tertimbang ( Weighted Average Cost of
Capital_WACC). Risiko aset dan operasi perusahaan yang ada, WACC digunakan
untuk mengevaluasi risiko rata-rata proyek investasi. Untuk penganggaran modal
tingkat diskonto , tingkat rintangan merupakan tingkat minimum yang dapat
diterima pada laba atas investasi yang disebut sebagai tingkat pengembalian.
ð Memperkirakan
WACC
Secara umum WACC ( Weighted Average Cost of Capital
) merupakan tingkat diskonto yang sesuai
untuk digunakan dalam arus kas masa
depan terkait proyek – proyek “berisiko”. WACC dapat ditetapkan sebagai tingkat
pengembalian yang diperkirakan akan dituntut oleh para investor pada portofolio yang terdiri atas
semua sekuritas perusahaan. Bobot dalam
menentukan WACC didasarkan pada struktur modal perusahaan , yaitu gabungan
utang dan modal, dinyatakan dengan istilah nilai pasar.
1.
9
|
Biaya utang setelah pajak digunakan
untuk menentukan beban yang melekat pada masing- masing jenis sekuritas
(termasuk instrument utang). Sehingga perlu adanya perkiraan hasil saat ini
/hasil jatuh tempo.
2.
Biaya Ekuitas Umum
Pengembalian
yang disesuaikan dengan risiko diperlukan untuk menarik investor agar membeli
saham biasa perusahaan. Penjelasan intuitif dari CAMP adalah bahwa tingkat
pengembalian saham yang diharapkan adalah fungsi dari dua faktor yaitu tingkat
bebas risiko saat kembali dan premi risiko pasar yang sama.
3.
Biaya saham yang
Diinginkan
Biaya
dari saham yang diinginkan secara konseptual sama dengan hasil terkini yaitu
permintaan saham pemegang yaitu investor atau disebut juga sebagai hasil
dividen pada saham atas nama.
2. Model
Keputusan Nilai Sekarang Bersih
Model Nilai
Sekarang Bersih atau Net Present Value (NPV) mendiskontokan seluruh arus kas
pada tingkat biaya modal proyek dan kemudian menjumlahkan arus-arus kas
tersebut. Proyek akan diterima jika NPV-nya positif sehingga proyek menambah
nilai pemegang saham.
a.
Menentukan
Arus Kas Masuk Neto yang Sama
Beberapa
proyek pembelanjaan modal yang ditandai dengan pengeluaran investasi pada tahun
0 diikuti anuitas yaitu kesamaan aliran arus kas masa depan.
1.
Metode
1 : Tabel Anuitas è Untuk mengonversikan aliran arus kas masa depan kembali
ke nilai sekarang. Perhitungan ini
berdasarkan tabel NPV yang terdiri dari masa periode yang diharapkan dan jumlah
presentasi yang yan ditentukan.
2.
Metode
2 : Formula Excel è Dengan menggunakan fungsi built-in dalm excel untuk
memperkirakan proyek NPV.
b.
Metode
NPV dengan Arus Kas Masuk yang Tidak Sama
10
|
3.
Model
Keputusan Tingkat Pengembalian Internal (IRR)
Tingkat pengembalian Internal atau Internal Rate of
Return (IRR) menunjukkan perkiraan tingkat (ekonomis) sesungguhnya dari laba
atas investasi. Secara matematik IRR didefinisikan dalam pengambilan keputusan
yaitu jika melebihi tingkat diskonto perusahaan maka investasi diterima.
4. Metode
IRR yang dimodifikasi (MIRR)
Metode
NPV dan IRR akan menghasilkan keputusan penerimaan / penolakan yang sama untuk
proyek-proyek yang independen, tetapi jika proyek-proyek tersebut saling
eksklusif, maka dapat terjadi konflik peringkat. Jika terjadi konflik
peringkat, maka sebaiknya menggunakan metode NPV. Metode NPV dan IRR lebih
unggul daripada metode pembayaran kembali, tetapi NPV lebih unggul dari IRR,
karena NPV berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada tingkat biaya modal perusahaan ,
sedangkan IRR berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada tingkat IRR
proyek. Investasi kembali pada tingkat biaya modal umumnya adalah asumsi yang
lebih baik karena lebih mendekati kenyataan.
Metode
IRR yang dimodifikasi memperbaiki masalah yang terdapat dalam IRR biasa. MIRR
melibatkan perhitungan nilai akhir (TV) dari arus kas masuk yang dimajemukkan
pada tingkat biaya modal perusahaan dan kemudian menentukan tingkat diskonto
yang memaksa nilai sekarang TV menjadi sama dengan nilai sekarang arus kas
keluar.
5. Perbandingan
Metode NPV dan IRR
Pada dasarnya
model NPV dan IRR mengarah pada kesimpulan yang sama, dimana keputusan
terbatas pada menerima atau menolak proyek investasi. Hal ini menimbulkan
beberapa kendala antara lain 1) masalah IRR ganda , 2) memilih di antara proyek
yang sama – sama eklusif, 3)
penganggaran modal dalam situasi
penjatahan modal. Sehingga dalam teori keuangan
modern pada umumnya berpendapat jika lebih mudah menggunakan NPV kecuali dalam
hal penjatahan modal berdasarkan keuntungan relative.
11
|
2.5
KETIDAKPASTIAN DAN PROSES PENGANGGARAN MODAL
Perkiraan dari
variabel input kunci (seperti tingkat diskonto, daur hidup proyek yang
diusulkan, arus kas setelah pajak terkait proyek) dan ciri alamiah di masa
depan (misalnya ekonomi baik VS buruk, harga minyak/energi yang tinggi VS
rendah) adalah subyek utama ketidakpastian, dan makin panjang jangka waktu
investasi, makin besar ketidakpastian mengenai perkiraan ini. Akuntan manajemen
perlu memahami pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian
ini, yaitu dengan melakukan analisis sensitivitas sebagai bagian dari proses
penganggaran dan memasukkan opsi riil ke dalam analisis investasi yang
diusulkan.
Analisis sensitivitas
merupakan proses untuk secara selektif memvariasikan variabel input kunci,
misalnya tingkat diskonto, untuk mengidentifikasi kisaran dimana keputusan
penganggaran modal dapat dianggap valid.
Tiga jenis analisis sensitivitas :
a.
Analisis
What-If
Analisis
what-if adalah pendekatan dasar untuk melihat pengaruh independen pada
variabel-variabel tunggal. Pada kenyataannya, variabel yang dimasukkan dalam
model NPV mungkin terkait satu sama lain. Artinya, perubahan dalam satu
variabel (misalnya variabel biaya) mungkin terkait dengan perubahan pada
variabel lain (misalnya biaya tetap). Pengaruh seperti hubungan di antara tidak
dapat ditangkap dengan menggunakan analisis what-if,
yang hanya melihat pada efek dari perubahan satu variabel pada suatu waktu.
Singkatnya, ada batasan-batasan teknis untuk seberapa jauh Anda dapat mengambil
analisis sensitivitas jenis ini.
b.
Analisis
Skenario
12
|
c.
Simulasi
Monte Carlo
Analisis
skenario hanya menghasilkan satu nilai output (misalnya perkiraan NPV) untuk
seperangkat input, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk mengukur
probabilitas hasil kejadian yang merupakan ukuran kunci risiko dalam model
hubungan. Analisi risiko dapat ditingkatkan jika manajer mampu menghasilkan
probabilitas yang diasosiasikan dengan nilai-nilai alternatif dari variabel
hasil (misalnya NPV, IRR) dalam model keputusan penganggaran modal. Jadi, Simulasi Monte Carlo adalah perluasan
analisis skenario dimana komputer menyediakan distribusi hasil yang keluar
(misalnya NPV proyek) berdasarkan sampling dari distribusi terkait setiap
variabel input dalam keputusan model.
2.5.1 Opsi
Riil
Penggunaan model
DCF seperti NPV, direkomendasikan sebagai metode yang lebih disukai dalam
mengevaluasi proposal penganggaran modal. Model ini mengasumsikan perilaku
pasif pada bagian manajemen setelah keputusan investasi dibuat. Namun pada
kenyataannya, beberapa proyek investasi memiliki ciri dinamis. Opsi riil (opsi pada aset riil)
merepresentasikan fleksibilitas atau kesempatan pertumbuhan yang ada pada
proyek investasi modal. Dalam konteks ini, aset riil merupakan investasi harta
berwujud (misalnya fasilitas manufaktur baru) dan harta tidak berwujud
(misalnya sistem informasi baru). Model keputusan penganggaran modal
tradisional seperti model DCF, tidak secara eksplisit memasukkan pilihan pada
aset riil yang mungkin tertanam dalam investasi yang diusulkan.
13
|
- Memasukkan Opsi Riil dalam Proses Penganggaran Modal
Ada dua
pendekatan untuk memasukkan opsi riil dalam analisis proyek investasi jangka
panjang, yaitu penggunaan analisis skenario yang dikombinasikan dengan
cabang-cabang keputusan dan penggunaan model penentuan opsi harga.
- Faktor-faktor Penentu Nilai Opsi Riil
Sebagai anggota
tim pengambil keputusan yang mengevaluasi proposal penganggaran modal, akuntan
harus memiliki beberapa pengetahuan tentang faktor-faktor pengendali atau
penentu nilai untuk opsi riil sebagai berikut :
1.
Ceteris
Paribus, nilai opsi riil lebih tinggi jika nilai
aset relatif tinggi terhadap harga pelaksanaan opsi (untuk XYZ, perkiraan nilai
aset $99.890.000, sedangkan harga pelaksanaan proyek tersebut adalah $100
juta).
2. Makin
jauh jaraknya dari tanggal kadaluarsa, makin tinggi nilai pilihan. (Periode
dengan daur hidup satu tahun dalam kasus XYZ mungkin dianggap panjang).
3. Nilai
dari opsi meningkat seiring peningkatan proyek. (Dalam kasus XYZ, niliai
pilihan penundaan meningkat seiring meningkatnya volatilitas pengembalian
proyek. Pada dasarnya, ketika pengembalian proyek dianggap beresiko, ada nilai
yang lebih besar dalam menunda keputusan sampai tingkat permintaan konsumen
terungkap, atau setidaknya nampak lebih baik. Karena itu, opsi penundaan yang
tersedia untuk XYZ memberikan nilai kepada perusahaan dalam hal yang berurusan
dengan risiko proyek.
2.6 MODEL KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
LAINNYA
2.6.1
Periode
Pembayaran Kembali
14
|
- Menentukan Periode Pembayaran Kembali dengan Arus Kas Masuk Tahunan yang Sama
Untuk
investasi yang memberikan arus kas setelah pajak masa depan yang seragam,
periode pembayaran kembali (dalam tahun) dapat ditentukan sebagai berikut :
Periode pembayaran
kembali = Jumlah modal investasi awal/Arus kas masuk setelah pajak tahunan
Sebagai contoh,
misalkan sebuah pengeluaran modal investasi awal (tahun 0) sebesar $ 1.110.000.
Proyek ini diproyeksikan untuk memiliki daur empat tahun. Setiap tahun,
investasi diharapkan dapat memberikan pemasukan setelah pajak tunai sebesar
$387.000. berdasarkan informasi ini, proyek memiliki periode pembayaran kembali
2,87 tahun (misalnya $1.110.000/$387.000)
- Menentukan Periode Pembayaran Kembali dengan Arus Kas Masuk Tidak Sama (Contoh Mendoza Company)
- Evaluasi Model Periode Pembayaran Kembali
Kelebihan utama
dari model periode pembayaran kembali adalah setelah data arus kas telah
dikumpulkan, periode pembayaran kembali mudah untuk dihitung dan dipahami. Lama
periode kembali dapat berfungsi sebagai suatu ukuran kasar dari risiko terkait
investasi yang diusulkan. Makin lama periode pembayaran kembali, proyek
tersebut maskin berisiko. Logika yang mendasarinya adalah bahwa makin jauh
periode pembayaran kembali, makin banyak ketidakpastian terkait arus kas masa
depan.
Keterbatasan
penggunaan informasi periode pembayaran kembali untuk pengambil keputusan
investasi memiliki empat keterbatasan utama, yaitu sebagai berikut.
1. Model
ini gagal memperhitungkan pengembalian selama daur hidup investasi
2. Periode
pembayaran kembali, dalam keadaan yang tidak disesuaikan, mengabaikan nilai
waktu uang
3. Kriteria
keputusan untuk menerima atau menolak proyek tidak didenfinisikan dengan baik,
alias subjektif
4. Penggunaan
model dapat mendorong investasi yang berlebihan dalam proyek-proyek jangka
pendek, pada biaya investasi yang penting bagi keberhasilan jangka panjang.
15
|
- Payback Period Nilai Sekarang (Diskonto)
Investasi adalah
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk nilai sekarang kumulatif dari arus kas
setelah pajak untuk memulihkan pengeluaran awal investasi.
Beberapa perusahaan menggunakan
nilai sekarang dari arus kas masa depan untuk menentukan jangka waktu laba atas
investasi. Karena arus kas harus terdiskonto digunakan, waktu pengembalian
modal yang dihasilakan disebut sebagai periode pembayaran kembali nilai
sekarang (present value payback).
Seperti model NPV, nilai sekarang dari arus kas masa depan setelah pajak dari
investasi diestimasi menggunakan WACC perusahaan (atau tingkat rintangan).
Karena
mempertimbangkan nilai waktu uang, model pembayaran kembali nilai sekarang
dianggap unggul jika dibandingkan dengan model periode pembayaran kembali yang
tidak disesuaikan. Karena mengandalkan penggunaan arus kas terdiskonto, model payback versi ini memiliki implikasi
penting: Jika periode pembayaran kembali
diskonto kurang dari daur hidup proyek, maka proyek memiliki NPV positif. Hal
ini berlaku karena arus kas masuk bertambah sampai dengan periode pembayaran kembali
menurut definisinya, cukup (dalam arti nilai sekarang) untuk menutup
pengeluaran investasi awal;arus uang tunai yang datang setelah periode cut-off akan memastikan NPV positif
untuk proyek tersebut.
Namun model payback diskonto memiliki kelemahan yang
sama dengan model payback yang tidak
disesuaikan dalam hal-hal; penggunaan model untuk pengambilan keputusan
penganggaran modal dapat memotivasi investasi yang berlebihan dalam
proyek-proyek jangka pendek; model pengabaikan laba atas investasi di luar periode
pembayaran kembali (diskonto); dan kriteria keputusan dalam model ini tidak
diatur secara objektif, yaitu periode cut-off
untuk menentukan penerimaan proyek yang ditetapkan oleh trial and error. Keterbatasan yang kedua
sangat penting karena dapat menyebabkan para manajer untuk menolak beberapa NPV
peluang investasi yang positif.
2.6.2
Akuntansi
(Buku) Tingkat Pengembalian
16
|
ARR = Rata-rata
pendapatan operasional bersih tahunan/rata-rata investasi
Bahwa
ada perbedaan dalam
praktik bagaimana pembilang dan penyebut ARR didefinisikan. Artinya, ada lebih
dari satu cara untuk menghitung.
Salah
satu cara untuk mendefinisikan ARR ini adalah mengambil rata-rata sederhana
dari nilai buku investasi di awal dan di akhir daur hidup proyek dan menambah
jumlah tersebut dengan investasi tambahan rata-rata modal kerja neto dari arus
kas setelah pajak diterima pada tahun ke-0 dari penjualan aset yang ada.
- Evaluasi Model Akuntansi (Buku) Tingkat Pengembalian
Keuntungan Sebagian
besar model akuntansi (buku) tingkat pengembalian atau ARR menggunakan jenis
data yang sama biasanya diciptakan untuk tujuan pelaporan keuangan. Untuk
alasan tersebut, rasio ini disebut tingkat pengembalian akuntansi. Dengan
demikian, penggunaan ARR untuk tujuan penganggaran modal akan konsisten dengan
cara kinerja keuangan berikutnya biasanya diukur.
ARR memiliki
keuntungan tambahan dibanding model periode pembayaran kembali di mana ARR
mempertimbangkan pengembalian keuangan (misalnya peningkatan laba usaha setelah
pajak) selama daur hidup proyek.
Keterbatasan seperti
halnya model periode pembayaran kembali, model keputusan ARR mengabaikan nilai
waktu uang. Keterbatasan lainnya berkaitan dengan penggunaan angka akuntansi
pada pembilang dan penyebut. Sementara angka tersebut berguna untuk tujuan
pelaporan keuangan, teori keuangan mengatakan kepada kita bahwa informasi arus
kas lebih baik untuk membuat keputusan pengganggaran modal. Pada dasarnya,
penggunaan model keputusan DCF sejalan dengan proses keputusan internal yang
secara teori digunakan investor dalam penilaian saham di pasar keuangan.
Akhirnya, seperti halnya kasus model
periode pembayaran kembali (dan dalam hal ini, model payback diskonto juga),
tidak ada kriteria objektif atas keputusan yang ditetapkan untuk membuat proyek
keputusan penerimaan. Apakah yang dimaksud dengan ARR yang diterima? Tanggapan
tersebut ditentukan secara heuristik (yaitu,
secara subjektif menggunakan aturan praktis)
17
|
BAB
3
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Keputusan
penganggaran modal merupakan komitmen jangka panjang dari sejumlah besar sumber
daya. Dengan demikian keputusan ini menjadi perhatian strategis untuk
perusahaan. Anggaran modal adalah komponen kunci dari sistem perencanaan
keseluruhan perusahaan. Akuntan dapat menambahkan nilai pada proses
penganggaran modal dari suatu perusahaan dengan setidaknya tiga cara, yaitu:
(1) pengembangan informasi finansial dan nonfinansial yang relevan untuk
pengambilan keputusan, (2) desain mekanisme pasca-audit
yang efektif, (3) mendidik pemilik usaha kecil pada nilai dan keunggulan
konseptual model keputusan DCF (model keputusan penganggaran modal
tradisional). Secara umum, manajer dapat mengoptimalkan anggaran modal
perusahaan dengan menggunakan model keputusan NPV, yang membandingkan nilai sekarang
dari arus kas masuk dengan nilai sekarang dari arus kas keluar.
3.2 SARAN
Dari pembahasan materi tentang
analisis dan investasi modal di atas ada beberapa saran bagi perusahaan, yaitu
:
1. Perusahaan
dapat mencurahkan sejumlah besar modalnya untuk sebuah proyek investasi yang
diharapkan memberikan manfaat masa depan dalam beberapa tahun.
2. Sebaiknya
perusahaan merencanakan investasi modal dengan baik agar perusahaan dapat
mengembangkan profitabilitas, mendapatkan kembali atau memperluas pangsa pasar,
merespons perubahan iklim bisnis, mengurangi biaya, meningkatkan kualitas dan
memperkuat proses strategis bisnis di seluruh mata rantai nilai perusahaan.
3. Keputusan
investasi modal harus mendukung landasan strategis perusahaan.
18
|
DAFTAR PUSTAKA
19
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar