Kamis, 28 April 2016

Komunikasi Kerja

KOMUNIKASI KERJA
a.      Pengertian Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, setiap manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya, bahkan cenderung hidup berkelompok atau berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama yang tidak mungkin dicapai bila ia sendiri. Interaksi dan kerja sama ini akan terus berkembang dengan teratur sehingga membentuk wadah yang disebut dengan organisasi. Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan kelompok dalam setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini kemudian akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban oleh masing-masing individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi/kelompok. Sebuah organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian aktivitas tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama. Terlebih dalam kehidupan masyarakat modern, manusia merasa bahwa selain mengatur dirinya sendiri, ia juga perlu mengatur lingkungannya, memelihara ketertiban, mengelola dan mengontrolnya lewat serangkaian aktivitas yang kita kenal dengan manajemen dan organisasi.
Dalam setiap organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang berperan sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai anggota/karyawan. Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan untuk membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas organisasi.
Komunikasi (Mangkunegara, 2001: 145) : proses pemindahan suatu informasi, ide, pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang tersebut dapat menginterprestasikannnya sesuai dengan tujuan yang dimaksud.
b.      Tujuan Komunikasi

Ardana et al. (2009: 57) membagi tujuan komunikasi kedalam 4 bagian yakni:
a)      Pengendalian, komunikasi dari atasan yang berisi petunjuk-petunjuk yang harus ditaati oleh bawahan. Contoh: perintah
b)      Motivator, adanya komunikasi berfungsi untuk menjelaskan agar karyawan dapat lebih berprestasi. contoh: wejangan, nasihat
c)      Sarana pengungkap emosi, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan perasaan seseorang, seperti sedih, senang, marah, dll.
d)     Memberikan informasi, komunikasi memungkinkan penyampaian informasi, petunjuk, dan pedoman yang diperlukan seseorang dalam suatu organisasi untuk menjalankan pekerjaannya. Contoh: informasi mengenai pemakaian seragam kerja, upacara, petunjuk penggunaan mesin.
c.       Bentuk-bentuk komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi menurut Wilujeng (2010: 168) :
1.      Berdasarkan arah komunikasi
a)      Downward communication. Komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, misalnya instruksi, keterangan umum, perintah, teguran dan pujian.
b)      Upward communication. Komunikasi yang terdiri dari horizontal communication (komunikasi antara orang-orang dalam level yang sama dalam organisasi, contoh: antar karyawan, antar manajer), dan diagonal communication (komunikasi antara orang-orang dari level yang berbeda yang tidak memiliki hubungan langsung satu sama lain dalam struktur oranisasi, contoh komunikasi manajer keuangan dengan manajer sdm).
2.      Berdasarkan cara penyampaian
a)      Komunikasi verbal, yakni komunikasi yang diekspresikan dalam bentuk kata-kata, baik lisan maupun tulisan.
b)      Komunikasi nonverbal, yakni komunikasi yang diekspresikan dalam bentuk bahasa isyarat atau symbol, contoh: bahasa tubuh.
3.      Berdasarkan formalitas.
a)      Komunikasi formal, yakni komunikasi yang terjadi akibat adanya struktur organisasi atau adanya garis wewenang dan tanggung jawab yang telah ditetapkan. Contoh: komunikasi bawahan dengan atasan, komunikasi anak muda dengan orang tua.
b)      Komunikasi informal, yakni komunikasi yang terjadi akibat adanya kecenderungan manusia untuk selalu berinteraksi dengan orang lain. Contoh: komunikasi antar sebaya.
d.      Unsur-unsur komunikasi
Unsur-unsur komunikasi menurut Laswell dalam Ardana (2009: 59) yakni
a)      Komunikator, yakni orang yang menyampaikan pesan kepada orang lain.
b)      Pesan, informasi, ide  yang ingin dibagikan.
c)      Media, saluran yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi bisa berwujud visual (memo, surat, poster), audial (radio, telepon), dan audio-visual (video, film)
d)     Komunikan, orang yang menerima pesan.
e)      Umpan balik, dampak yang dihasilkan dari komunikasi. Terdapat 3 dampak, kognitif (dari yang tidak tahu menjadi tahu), afektif (tidak suka menjadi suka, tidak setuju menjadi setuju), dan
e.       Proses komunikasi
Proses komunikasi menurut Robbins dan Coulter (2001: 79)
a)      Komunikator mempunyai ide, gagasan, informasi yang ingin disampaikan.
b)      Encoding, yakni komunikator merubah suatu gagasan/informasi tersebut kedalam bentuk-bentuk simbolis.
c)      Pesan, sesuatu yang dikomunikasikan.
d)     Channel, yakni media yang dipilih komunikator sebagai perantara untuk menyampaikan pesan.
e)      Komunikan, menerima pesan tersebut.
f)       Decoding, proses penerjemahan pesan-pesan kedalam bentukbentuk yang dimengerti oleh komunikan.
g)      Komunikan memberikan response kepada komunikator.
h)      Selama berkomunikasi terdapat pula gangguang-gangguan (noise) yang mungkin terjadi.
f.       Hambatan dalam komunikasi
Hambatan dalam komunikasi menurut mangkunegara (2001: 150)
a)      Hambatan pribadi. Yakni hambatan yang disebabkan karena emosi, alat indera yang terganggu, dan kebiasaaan-kebiasaan yang berlaku pada norma dan budaya tertentu.
b)      Hambatan fisik. Yakni jarak yang terlalu jauh antara komunikan dengan komunikator.
c)      Hambatan bahasa. Kesalahan dalam menginterprestasikan istilah basaha. Usia, pendidikan, dan latar belakang yang berbeda memungkinkan terjadinya perbedaan kata.
g.      Mengatasi hambatan.
Mengatasi hambatan menurut Ardana et al (2009: 64).
1.      Mendengarkan dengan aktif. Dapat diperoleh dengan cara:
a)      Intensitas, yakni berkonsentrasi penuh pada apa yang disampaikan oleh komunikator.
b)      Empati. Berusaha mengerti apa yang dinginkan oleh komunikator.
c)      Penerimaan. Pendengar aktif memiliki penerimaan yang obyektif atas apa yang didengar.
d)     Tanggung jawab untuk meengkapi informasi. Komunikan harus berusaha melengkapi informasi yang diterima agar komunikasi dapat efektif.
2.      Memberikan umpan balik. Komunikator harus melihat reaksi wajah dari komunikan dengan baik, misalnya denan ekspresi wajah tertentu bila sikomunikan tidak dapat mengajukan pertanyaan.

h.      Jendela komunikasi johari
Bentuk komunikasi ini merupakan jendela komunikasi dimana kita sebagai pemberi dan penerima informasi diri kita sendiri dan orang lain.
Description: D:\KULIAH\MEDIA PEMBELAJARAN\kompre\johari.jpg
a)      Wilayah terbuka. Berisi informasi yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Contoh: komunikasi antara dua pegawai divisi keuangan.
b)      Wilayah buta. Berisi informasi yang tidak diketahaui diri sendiri, namun orang lain tahu. Contoh: keterangan yang salah diterima oleh kita,
c)      Wilayah tersembunyi. Berisi informasi yang diketahui oleh kita, tetapi orang lain tidak tahu. Contoh: kelemahan dan kekuatan diri kita sendiri.
d)     Wilayah tidak diketahui. Berisi informasi yang tidak diketahui oleh kita dan orang lain. Contoh: kompetensi yang tidak dimiliki oleh kedua pihak.

Daftar pustaka
Ardana, K., Mujiati, N. W & Sriathi, A. A. Y. 2009. Perilaku Keorganisasian  Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu
Mangkunegara, A. A. A. P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Robbins, S. P & Coulter, M. 2010. Manajemen Edisi Sepuluh Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
Wilujeng, S. 2010. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu