Tugas
Resume Analisis Laporan Keuangan
“Analisis
Rasio Keuangan”
Disusun
oleh :
1.
Tutik
Wulandari 7311412080
2.
Eva
Novalina Tiodora 7311412082
3.
Satria
Dwi Putra 7311412086
4.
Dwi
Wahyuningsih 7311412091
5.
Evi
Noviasari 7311412093
6.
Jeni
Mukti Astuti 7311412110
Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas
Negeri Semarang
2014
ANALISIS RASIO KEUANGAN
1.
Rasio
Penggunaan Aktivitas
A.
Pengertian
Rasio
aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini
melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai
jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat
keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya
persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang
tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
B.
Jenis-
jenis Rasio Aktivitas
Yang
termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut:
1. Total
Assets Turn Over (perputaran aktiva)
Total
assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan
dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan
perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn
over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan
keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu
(Syamsuddin, 2009:19). Total assets turn over merupakan rasio yang
menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin
besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat
berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan
aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama
dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya
ditingkatkan atau diperbesar.
Total
assets turn over ini penting bagi para kreditur dan
pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan,
karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva
dalam perusahaan. Total assets turn over dihitung sebagai berikut:
2. Rasio
Perputaran Modal Kerja
Perputaran
modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih.
Dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Perputaran
modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva
lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam
rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir,
2009:16). Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto)
berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan
(Riyanto, 2008:335). Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar
dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan
usaha.periode perputaran modal kerja (working capital turn over period)
dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja
sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti
makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya).
Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama
periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.
Perputaran modal kerja dihitung dengan rumus:
3. Rasio
Perputaran Aktiva Tetap
Rasio
ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed
assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada
harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan,
atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17). Rasio ini berguna untuk
mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk
meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan
terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang
bermanfaat, atau mungkin disebabkan halhal lain seperti investasi pada aktiva
tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh.
Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap
tersebut. Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus:
4. Rasio
Perputaran Persediaan
Inventory
turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam
inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory
dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334). Rasio
perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.
Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi
operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal
yang ada pada persediaan. Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan
analisis rasio perputaran persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga
pasar (market price), persediaan dinilai menurut harga pokok penjualan (at
Cost), maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost)
digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio yang
dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran
persediaan dalam kas (Sawir, 2003:15). Namun banyak lembaga penelitian rasio
keuangan yang menggunakan rasio perputaran persediaan (at market)
sehingga bila ingin dibandingkan dengan rasio industri rasio perputaran
persediaan (at market) sebaiknya di gunakan. Kedua, penjualan terjadi
sepanjang tahun sedangkan angka persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. Oleh
karena itu, lebih baik menggunakan rata-rata persediaan yaitu persediaan awal
ditambah persediaan akhir dibagi dua. Rasio perputaran persediaan dihitung
dengan rumus:
5. Rata-
Rata Umur Piutang
Rasio
ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa
lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi
kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang
dengan penjualan perhari. Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360
atau 365 hari. Rata-rata piutang ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
6. Perputaran
Piutang
Piutang
yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungn yang erat dengan volume
penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat
dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-rata.
Perputaran piutang dapat diukur dengan rumus :
Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan
modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio
semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga
memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan
bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijak sanaan pemberian
kredit.
2. Rasio-rasio Kondisi Keuangan
Rasio-rasio ini
dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek
waktu tertentu:
a. Posisi keuangan
(Aset, Neraca, dan Ekuitas)
b. Hasil Usaha Perusahaan (Hasil atau
Beban)
c. Likuiditas, adalah rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka
pendeknya.
d. Solvabilitas
e. Aktivitas, rasio yang
mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya.
f. Rentabilitas atau Profitabilitas, rasio yang
mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
g. Indikator Pasar Modal
3. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen
menurut Martono dan D. Agus Harjito (2000: 253) merupakan keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan
investasi di masa yang akan datang. Menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M. (2002:
305), perusahaan akan tumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya akan
memperoleh keuntungan atau laba. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan
sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Mengenai penentuan
besarnya dividen yang akan dibandingkan itulah yang merupakan kebijakan dividen
dari pimpinan perusahaan.
Beberapa pertimbangan
manajer dalam pembayaran dividen antara lain :
1.
Kebutuhan dana bagi perusahaan
Semakin
besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar
dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi
dananya baru sisanya untuk pembayaran dividen.
2.
Likuiditas perusahaan
Likuiditas
perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen.
Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang
tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen. Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam
mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan,
kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar.
3.
Kemampuan untuk meminjam
Apabila
perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini
merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar
dividen juga tinggi. Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang,
manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas
perusahaan.
4.
Pembatasan-pembatasan dalam perjanjian
hutang
Ketentuan
perlindungan dalam suatu perjanjian hutang sering mencantumkan pembatasan
terhadap pembayaran dividen. Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur untuk
menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya. Apabila pembatasan
ini dilakukan, manajemen tidak harus mempertanggungjawabkan penahanan laba
kepada pemegang saham. Manajemen hanya perlu menaati pembatasan tersebut.
5.
Pengendalian perusahaan
Apabila suatu
perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin
menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui penjualan sahamnya untuk
membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan.
Sedangkan beberapa
faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijakan dividen
menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M. (2002) antara lain :
1)
Posisi likuiditas perusahaan
Makin
kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan.
2)
Kebutuhan dana untuk membayar hutang
Apabila
sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan
untuk membayar dividen makin kecil.
3)
Rencana perluasan usaha
Makin
besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan
untuk dividen.
4)
Pengawasan terhadap perusahaan
Kebijakan
pembiayaan: untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber intern yaitu laba.
Dengan pertimbangan: apabila dibiayai dengna penjualan saham baru ini akan
melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang
saham mayoritas berkurang.
Beberapa teori
kebijakan dividen yang dikemukakan oleh Dr. Dermawan Sjahrial, M.M. (2002)
antara lain :
1.
Teori dividen tidak relevan dari
Modigliani dan Miller
Asumsi-asumsi
pendapat ini lemah :
a) Pasar
modal sempurna dimana semua investor adalah rasional. Kenyataannya sulit
ditemui pasar modal yang sempurna.
b) Tidak
ada biaya emisi saham baru, kenyataannya biaya emisi saham baru itu masih ada.
c) Tidak
ada pajak, kenyataannya pajak pasti ada.
d) Kebijakan
investasi perusahaan tidak berubah, prakteknya kebijakan investasi perusahaan
pasti berubah.
2.
Teori the bird in the hand
Gordon
dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri (Ks) perusahaan
akan naik jika Dividend Payout Ratio (DPR)
rendah karena investor lebih suka menerima dividen disbanding capital gain. Karena dividend yield lebih pasti.
3.
Teori perbedaan pajak
Teori
ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Karena adanya pajak terhadap
dividend an capital gain, para investor lebih menyukai capital gain karena
dapat menunda pembayaran pajak.
4.
Teori signaling hypothesis
Jika
ada kenaikan dividen sering kali diikuti dengan kenaikan harga saham, demikian
pula sebaliknya. Menurut Modigliani dan Miller kenaikan dividen biasanya merupakan
suatu signal (tanda) kepada para
investor, bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di
masa mendatang. Sebliknya, suatu penurunan dividen yang dibawah normal (dari
biasanya) diyakini investor sebagai pertanda bahwa perusahan menghadapi masa
sulit diwaktu mendatang.
5.
Teori clientele effect
Kelompok
(clientele) pemegang saham yang berbeda akan preferensi yang berbeda terhadap
kebijakan deviden perusahaan. Kelompok pemegang saham yang embutuhkan
penghasilan pada saat ini lebih menyukai suat dividend payout ratio (DPR)
yang tinggi. Jika ada perbedaan pajak
bagi individu dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih sennag jika
perusahaan membagi dividen yang kecil. Dengan demikian, maka kelompok pemegang
saham yang dikenakan pajak lebih tinggi menyukai capital gain.
Macam-macam pemabgian dividen,
adalah sebagai berikut :
a. Cash dividend, yaitu
dividen yang dibagikan secara tunai.
b. Property dividend ,
yaitu dividend yang dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas.
c. scrip Dividend, atau
dividen utang yaitu apabila saldo kas tidak mencukupi tetapi saldo laba
mencukupi untuk pembagian dividen.
d. Liquiditing
Dividend, merupakan dividen yang sebagian adalah pengemablian modal.
e. Stock
Dividend
Berikut
ini merupakan beberapa pembuat pembagian deviden secara tunai kepad pemegang
saham, menurut Sutrisno (2003), :
a. Kebijakan
pemberian dividen stabil, artinya dividen akan diberikan secara tetap
perlembarnya untuk jangka waktu ertentu, walaupun laba yang diperoleh
perusahaan berfluktuasi. Kebiajkan dividen ini banyak dilakukan oleh
perusahaan, karena alasan peningkatan harga saham dan pemberian kesan
tersendiri kepada para investor bahwa prospek perusahaan bagus, dan dapat
menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi, sebab
dividen sellau dibayarkan.
b. Kebijakan
dividen yang meningkat, yaitu perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang
saham dengan jumlah yang sellau meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
c. Kebijakan
dividen dengan rasio yang konstan, yaitu besarnya pemeberian dividen mengikuti
besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Dasara yang sering digunakan dalah dividend payout ratio (DPR).
d. Kebijakan
pemberian dividen regular yang rendah ditambah ekstra, yaitu perusahaan
menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudaian
ditambahkan ekstra dividend bila keutungannya mencapai jumlah tertentu.
Dalam pelaksanaannya, jadal
pembayaran dividend dibagi dalam beberapa waktu, yaitu :
1.
Dividen interim
Merupakan
dividend yang dibayarkan antara satu tahun buku dengan buku berikutnya, dan
dapat dibayarkan beberapa kali dalam setahun. Hal ini bertujtuan untuk memacu
kinerja saham di bursa.
2.
Dividen final
Adalah
dividen hasil pertimbangan setelah penutupan buku perseroan pada tahun
sebelumnhya yang dibayarkan pada tahun buku berikutnya.
Tangal-tanggal
penting yang perlu diperhatikan dalam pembayaran deviden :
a. Tanggal
pengumuman, yang merupakan tanggal resmi pengumuman oleh emiten tentang bentuk,
besar, dan jadwal pembayaran dividen.
b. Tanggal
cum-dividend, yaitu tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat
ha untuk mendapat deividen.
c. Tanggal
ex-dividend, merupakan tanggal saat perdagangan saham sudah tidak lagi melekat
hak untuk memperoleh dividend. Dalam hal ini pembelian saham pada tanggal
tersebutatausesudahnya tidak berhak atas deviden.
d. Tanggal
pencatatan dalam daftar pemegang saham, yaitu tanggal saat investor harus
terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan sehingga berhak atas dividen.
Pendaftaran setelah tanggal tersebut tidak berhak atas dividen.
e. Tanggal
pembayaraan dimana tanggal pengambilan dividen
4. Ukuran
Pertumbuhan
Rasio Pertumbuhan (Growth Ratios),
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam persaingan dengan perusahaan
lain pada industri yaug sama. Rasio pertumbuhan ditentukan dengan membagi
jumlah tahun bersangkutan dengan jumlah pada tahun dasar, dimana tahun dasar
dianggap sebagai 100 %.
Rasio pertumbuhan adalah pengukuran
seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara
keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama, rasio pertumbuhan ini
ditentukan dengan membagi jumlah tahun bersangkutan dengan jumlah pada tahun
dasar, dimana tahun-tahun dasar dianggap sebagai 100%, menurut (Machfoedz,
1996.hal 93) rasio pertumbuhan (Growth Ratios) adalah rasio uutuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam persaingan dengan perusahaan lain pada industri yang
sama.
Dalam perhitungan rasio pertumbuhan,
elemen yang penting untuk dilihat pertumbuhannya adalah:
a. Penjualan
b. Laba bersih
c. Laba per lembar saham
d. Harga pasar saham per lembar
e. Dividen
f. Nilai buku Saham
Elemen-elemen tersebut perlu untuk
diketahui pertumbuhannya mengingat bahwa dengan mengetahui pertumbuhan setiap
elemen tersebut, maka perusahaan diberikan informasi bahwa perusahaan dalam
jangka waktu tertentu memperoleh pertambahan nilai tertentu, adapun rumus untuk
mengukur rasio pertumbuhan yaitu dengan:
Rasio Pertumbuhan = (Xn / Xo)1/n -1
Keterangan:
Xn = Nilai terakhir.
Xo = Nilai Dasar
n = Jumlah Tahun
5. Pendekatan Lain Dalam Analisis
Laporan Keuangan
a.
Langkah pertama : Pengelompokkan
Pengukuran dalam 3 aspek
1.
Ukuran kinerja
2.
Ukuran Efisiensi Operasi
3.
Ukuran Kebijakan Keuangan
- Ukuran kinerja dianalisis dalam tiga kelompok:
- ratio profitabilitas
- ratio pertumbuhan
- ratio Penilaian
UKURAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
|
|
|
RATIO
PROFITABILITAS
|
|
|
1.
Kinerja laba operasi
Laba Operasi Bersih (NOI)/Penjualan
|
Laba Operasi Bersih
----------------------------
Penjualan
$ 700,8
=
---------------- = 15,2 %
$ 4.620,0
|
Kemampuan
penjualan untuk menghasilkan laba bersih.
Setiap
satu dollar penjualan mampu menghasilkan laba operasi bersih $ 0.13
|
2.
Hasil pengembalian atas total aktiva (ROI)
Laba
operasi terhadap total aktiva
|
Laba Operasi Bersih
----------------------------
Aktiva
$ 700,8
=
---------------- = 20%
$ 3.390,4
|
Kemampuan
penggunaan aktiva untuk menghasilkan
laba operasi bersih.
Setiap
satu dollar aktiva mampu
menghasilkan laba operasi bersih
$ 0.20
|
3.
Laba Operasi Bersih
terhadap Total Modal
|
Laba Operasi Bersih
----------------------------
Total Modal
(Total Modal / Hutang berbeban bunga atas
total modal bunga + ekuitas pemegang saham)
$ 700,8
=
---------------- = 28,2%
$ 2.484,0
|
Kemampuan
penggunaan modal untuk menghasilkan
laba operasi bersih.
Setiap
satu dollar modal mampu
menghasilkan laba operasi bersih
$ 0.28
|
4
Laba bersih terhadap penjualan / Marjin laba atas penjualan
|
Laba Bersih
----------------------------
Penjualan
$ 470,2
=
---------------- = 10,2%
$ 4.620,0
|
Kemampuan
penjualan dalam menghasilkan
laba bersih.
Setiap
satu dollar penjualan mampu menghasilkan laba bersih
$ 0.28
|
5.
Hasil pengembalian atas equitas / Return on Equity hasil pengembalian atas
equitas
|
Laba Bersih
----------------------------
Equitas pemegang saham
$ 470,2
=
---------------- = 28,8 %
$ 1.634,4
|
Mengukur
pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan.
Setiap
satu dollar Equitas mampu menghasilkan laba bersih $ 0,288
|
1. Tingkat
profitabilitas
Marjinal
|
Perubahan NOI
----------------------------
Perubahan total modal
$ 237,6
=
---------------- = 18,4 %
$ 1292,1
|
Mengukur
perubahan margin profitabilitas dari beberapa periode.
Margin
profitabilitas dari periode (lima tahun terakhir) 18,4%
|
7. Hasil pengembalian
Marginal atas Equitas / Marginal return
to equity)
|
Perubahan NI
----------------------------
Perubahan equitas
$ 219,7
=
---------------- = 15,3 %
$ 1147,2
|
Marginal
return to equity 15,3%
|
Rasio
Pertumbuhan
|
Pertumbuhan
penjualan, Laba Operasi bersih, Laba bersih, Laba per saham da dividen per
saham
|
|
RATIO
PENILAIAN
|
|
|
Rasio
harga/laba
Harga
pasar per saham terhadap laba per saham (price /earning ratio atau P/E ratio
|
Harga pasar per saham
----------------------------
Laba per saham
$ 69.69
=
---------------- = 15,9 %
$ 3,85
|
Semakin
tinggi risiko tinggi faktor diskonto dan semakin rendah rasio P/E, semakin
tinggi P/E, maka semakin bagus sebuah perusahaan.
|
Rasio
Harga Pasar terhadap nilai Buku (market –to – book – value)
|
Harga pasar per saham
----------------------------
Nilai buku ekuitas
$ 69.69
=
---------------- = 5,2 %
$ 13,41
|
Mengukur
nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi
perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.
|
- Ukuran Efisiensi Operasi
Mengukur rasio aktivitas atau rasio
perputaran adalah mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan investasi
dan sumber daya ekonomis yang dimilikinya.
UKURAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
|
|
|
|
METODE PERHITUNGAN
|
INTEPRETASI
|
Perputaran
Persediaan
|
Harga Pokok Penjualan
----------------------------
Persediaan
$ 700,8
=
---------------- = 15,2 %
$ 4.620,0
|
Sama
dengan di atas (aspek yang lain)
|
- Ukuran Kebijakan Keuangan
Mengukur
sampai seberapa jauh total aktiva dibiayai oleh pemilik, jika dibandingkan
dengan pembiayaan yang disediakan oleh para kreditur.
UKURAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
|
|
|
|
METODE PERHITUNGAN
|
INTEPRETASI
|
A.
Faktor leverage
|
Total Aktiva
----------------------------
Ekuitas
$ 3.390
=
---------------- = 2,07
$ 1.6334,4
|
Menegukur
sampai seberapa jauh investasi ekuitas pemegang saham diperbesar oleh
penggunaan penggunaan hutang dalam membiaya total aktiva.
|
Rasio
likuiditas
|
S
DA
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar