Jumat, 11 November 2016

                                                 Review Artikel


Quality of Work Life on Employees Job Involvement and Affective Commitmen between the Public and Private Sector in Malaysia
P. yukthamarani Peramrupan, Abdullah Al-Mamun, dan Roselina Ahmad saufi
Asian Socia Science; Vol. 9, No. 7; 2013
ISSN 1911-2017 E-ISSN 1911-2025

1.      Latar Belakang Masalah
Dalam bisnis dewasa ini, perusahaan tidak dapat menghindar dari berbagai macam bentuk kejahatan orgnisasi dan kompetisi. Saat ini, terdapat perbedaan yang cukup besar pada manajemen di sektor publik dan swasta. Perbedaan yang mencolok tersebut terletak pada faktor pendapatan dimana uang, pengembalian, dan keuntungan selalu menjadi elemen kunci pada sektor swasata. Namun, kedua sektor tersebut memiliki  kelemahan pada keterlibatan dan komitmen karyawan pada organisasi guna memastikan organisasi dapat beroperasi dan dikelola secara efektif.  Penelitian yang dilakukan oleh Walton (1974) menyatakan bahwa manusia sangat berhubungan dengan emosi dan kecerdasan. Oleh karena itu, persyaratan untuk memenuhi kebutuhan hierarki manusia adalah aspek yang cukup penting terutama pada kepuasan dan motivasi. Namun, adanya QWL justru membuat organisasi melakukan penekanan terhadap keterlibatan kerja karyawan, dimana keterlibatan kerja seorang karyawan dipandang sebagai indicator kinerja dan pengembalian investasi organisasi yang tinggi. Mengembangkan dan menyediakan QWL dengan baik maka akan berdampak pada keuangan suatu organisasi yang baik pula.
2.      Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ini adalah untuk menguji “Pentingnya Kualitas Kehidupan Kerja (QWL) dan keyakinan Kualitas Kehidupan Kerja pada Keterlibatan Kerja dan Komitmen Afektif
3.      Hipotesisi
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut; a) H1: Semakin tinggi kepuasan dengan QWL, semakin tinggi Keterlibatan Kerja karyawan; b) H2: Semakin tinggi kepuasan dengan QWL, semakin tinggi Komitmen Afektif ; c) H3: Ada hubungan positif antara Keterlibatan Kerja karyawan dan komitmen afektif ; d) H4: Keterlibatan kerja karyawan secara signifikan mengintervening hubungan antara QWL dan Komitmen Afektif ; e) H5: Ada perbedaan yang signifikan QWL antara karyawan Sektor Publik dan Karyawan sektor swasta.
4.      Teori yang digunakan
Konsep kualitas kehidupan kerja (QWL) pertama kali diciptakan pada tahun 1962. Teknik QWL dapat memenuhi kebutuhan psikologis staf dalam organisasi (Pluck, 1993:36-42). Ikatan atau rantai karyawan dengan organisasinya disebut komitmen organisasi (OC) (Lambert dan Paoline, 2008; mathieu et al., 2010). Allen dan Meyer (1990) telah mengidentifikasi tiga jenis OC yaitu : afektif, kelanjutan, dan normatif.  Kebanyakan penelitian organisasi publik menunjukkan adanya komitmen afektif dan kelanjutan (Kalbers & Fogarty, 1995; Ketchand & Strawser, 2001).
5.      Metodologi Penelitian
Penelitian ini meruakan penelitian cross section, karena penelitin didasarkan pada satu waktu. QWL menggunakan pengukuran menggunakan  4 skala likert dengan 1 sangat tidak puas sampai 4 sangat puas, sementara pengukuran keterlibatan kerja menggunakan skala likert 6 mulai 1 untuk sangat setuju sampai 6 sangat tidak setuju. Penelitian menggunakan kuesioner sejumlah 400 sampel dengan teknik purposive sampling.
6.      Hasil Dan Pembahsan
Pengukuran reliabilitas menunjukkan cronbach alpha sebesar 0,7999 dan 0,933 untuk variabel dependen dan independen yang berarti variabel memiliki reliabilitas yang kuat. Keterlibatan kerja yang tinggi berhubungan dengan efisiensi kerja dan efektivitas kerja. Perbedaan antara responden dari publik dan swasta adalah signifikan terhadap keterlibatan kerja mereka.  Karyawan sektor publik yang tidak efisien terbukti bersalah melalui hubungannya dengan pengaruh QWL. Responden sektor publik memiliki Keterlibatan Kerjayang  kuat dan mungkin kelompok sasaran penelitian ini memainkan peran manajemen tingkat menengah dan atas.  Perbedaan antara kedua sektor mencetak p. = 0,013.
7.      Simpulan Dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja yang memuaskan akan meningkatkan keterlibatan kerja yang berhubungan dengan afektif komitmen. Saran untuk  organisasi secara keselurhan dapat beradaptasi dan berimprovisasi pada sisitem kerja mereka saat ini guna meningkatkan keterlibatan kerja karyawan dan komitmn afektif. Selain itu, untuk kedua organisasi adalah selalu berusaha untuk memberikan kehidupan kerja yang baik untuk mendapatkan kinerja terbaik dari para karyawannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar