Jumat, 11 November 2016

                                                       Review Artikel


POWER DITANCE AND ITS MODERATING ROLE IN THE RELATIONSHIP BETWEEN SITUATIONAL JOB CHARACTERISTICS AND JOB SATISFACTION
AN EMPIRICAL ANALYSIS USING DIFFERENT CULTURAL MEASURES
Sven Hauff, Nicole Richter
Cross Cultural Management Vol 22 No 1,2015 Emerald Group Published Limited


1.      Pendahuluan
Hingga saat ini beberapa penulis telah menganalisis peran moderasi pada hubungan jarak kekuasan dan karakteristik tertentu dan kepuasan  dimana penelitian yang berhubungan semisal menggunakan aspek keadilan organisasi atau procedural (Leet, 2000; Kirkman et al, 2009;… Loi et al, 2012) serta aspek pemberdayaan karyawaan dan otonomi (Huang dan Van de Vliert, 2003; Huet al, 2004;… Fock et al, 2013). Namun, hingga kini belum ada analisis tentang peran moderasi jarak kekuasan dalam model kepuasan kerja yang komprehensif.
2.      Tujuan
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis apakah dan bagaimana jarak kekuasan nasional dan peran moderator dalam hubungan antara karakteristik pekerjaan situasional dan kepuasan kerja
3.      Pengembangan hipotesis
Huang dan Van de Vliert (Huang dan Van de Vliert, 2003) menunjukkan bahwa efek dari aspek pekerjaan intrinsik -termasuk kepuasan kerja dimoderasi melalui jarak kekuasaan. Sedangkan ROBERTET al. (2000) menemukan dukungan parsial. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1. Hubungan positif antara pekerjaan independen dan kepuasan kerja adalah lemah dalam budaya jarak kekuasaan tinggi. H2. Hubungan positif antara peluang kemajuan dan kepuasan kerja lebih kuat dalam budaya jarak kekuasaan tinggi. H3. Hubungan positif antara pendapatan dan kepuasan kerja lebih kuat dalam budaya tinggi dalam jarak kekuasaan H4.1. Hubungan positif antara hubungan baik dengan manajemen dan kepuasan kerja lebih lemah dalam budaya jarak kekuasaan tinggi. H4.2. Hubungan positif antara hubungan baik dengan manajemen dan kepuasan kerja lebih kuat dalam budaya jarak kekuasaan tinggi. H5.1.Hubungan positif antara hubungan yang baik dengan rekan-rekan dan kepuasan kerja lebih lemah dalam budaya jarak kekuasaan tinggi. H5.2. Hubungan positif antara hubungan yang baik dengan rekan-rekan dan kepuasan kerja lebih kuat dalam budaya jarak kekuasaan tinggi.
4.      Teori yang digunakan
Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pekerjaan siuasional. Misalnya menurut teori dua factor yang juga dikenal sebagai teori motivasi pribadi, anteseden dari  kepuasan kerja dapat dikelompokkan dalam faktor motivasi,seperti  pengakuan pekerjaan, tanggung jawab , promosi,dan  pertumbuhan karir, serta factor pribadi, seperti gaji, kebijakan perusahaan, hubungan dengan rekan kerjadan pengawasan (Hezberg et al, 1959). Demikian pula, model karakteristik pekerjaan (Hackman dan Oldham, 1976), yang menentukan kondisi yang menyebabkan kepuasan kerja yang lebih tinggi, mendefinisikan lima karakteristik inti pekerjaan: identitas tugas, signifikansi tugas, berbagai keterampilan, otonomi dan umpan balik, dan dengan demikian menyoroti pentingnya aspek pekerjaan intrinsik.
5.      Metodologi penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah 16 negara dengan jumlah sampel yang disebar mencapai 10.017 responden. Namun pada analisis data hanya 8435 jawaban yang dapat menampung semua variabel. Responden merupakan  karyawan saat ini bekerja untuk membiayai istri, dan para pembantunya. Pengukuran kuesioner menggunakan skala likert 7 dengan skala 1 benar-benar tidak puas hingga 7 benar-benar puas. Sementara itu, terdapat beberapa  variabel penjelas diukur pada skala antara 1 (sangat tidak setuju) dan 5 (sangat setuju). Analisis data menggunakan model regresi standar diterapkan menggunakan kuadrat terkecil estimasi biasa.
6.      Hasil dan analisis
Secara keseluruhan, hanya terdapat satu dimensi situasional yang tidak signifikan yang berdampak pada kepuasan kerja yaitu kesempatan untuk membantu orang lain. Mengenai efek langsung pada jarak kekuasaan pada kepuasan kerja, peneliti tidak menemukan pengaruh jika menggunakan skor yang diberikan oleh Hofstede. Namun secara signifikan dampak kepuasan pekerjaan, baik ketika menerapkan nilai GLOBE serta ketika menggunakan skor Taras et al 's (2012) dimana hasil akhir menunjukkan variabel moderator jarak kekuasan sangat bergantung pada konsep budaya yang dikembangkan.
7.      Simpulan dan saran
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa  terdapat perbedaan secara nasional dalam kepuasan kerja, seperti yang ditemukan dalam berbagai penelitian, yang berakibat perbedaan disposisi situasional untuk bekerja dan bukan hasil dari budaya lingkungan yang berbeda dalam hal jarak kekuasaan yang diukur dengan konsep saat ini. Saran untuk penelitian yang akan dating adalah memasukkan varriasi variabel selain jarak kekuasan,karakteritik pekerjaan, dan kepuasan kerja.
8.      Keterbatasan penelitian
Tidak adanya penyajian hasil model control yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan pendidikan mengakibatkan nilai R2 hanya sebesar 9%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar