Review Artikel
POWER DITANCE AND ITS MODERATING
ROLE IN THE RELATIONSHIP BETWEEN SITUATIONAL JOB CHARACTERISTICS AND JOB
SATISFACTION
AN EMPIRICAL ANALYSIS USING
DIFFERENT CULTURAL MEASURES
Sven Hauff, Nicole Richter
Cross Cultural Management Vol 22 No
1,2015 Emerald Group Published Limited
1. Pendahuluan
Hingga saat ini beberapa
penulis telah menganalisis peran moderasi pada hubungan jarak kekuasan dan
karakteristik tertentu dan kepuasan
dimana penelitian yang berhubungan semisal menggunakan aspek keadilan
organisasi atau procedural (Leet, 2000; Kirkman et al, 2009;… Loi et al, 2012)
serta aspek pemberdayaan karyawaan dan otonomi (Huang dan Van de Vliert, 2003;
Huet al, 2004;… Fock et al, 2013). Namun, hingga kini belum ada analisis
tentang peran moderasi jarak kekuasan dalam model kepuasan kerja yang
komprehensif.
2. Tujuan
Tujuan dari
artikel ini adalah untuk menganalisis apakah dan bagaimana jarak kekuasan
nasional dan peran moderator dalam hubungan antara karakteristik pekerjaan
situasional dan kepuasan kerja
3. Pengembangan hipotesis
Huang dan Van de
Vliert (Huang dan Van de Vliert, 2003) menunjukkan bahwa efek dari aspek
pekerjaan intrinsik -termasuk kepuasan kerja dimoderasi melalui jarak
kekuasaan. Sedangkan ROBERTET al. (2000) menemukan dukungan parsial. Berdasarkan
teori tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1. Hubungan
positif antara pekerjaan independen dan kepuasan kerja adalah lemah dalam
budaya jarak kekuasaan tinggi. H2. Hubungan positif antara peluang
kemajuan dan kepuasan kerja lebih kuat dalam budaya jarak kekuasaan tinggi. H3.
Hubungan positif antara pendapatan dan kepuasan kerja lebih kuat dalam budaya
tinggi dalam jarak kekuasaan H4.1. Hubungan positif antara hubungan baik
dengan manajemen dan kepuasan kerja lebih lemah dalam budaya jarak kekuasaan
tinggi. H4.2. Hubungan positif antara hubungan baik dengan manajemen dan
kepuasan kerja lebih kuat dalam budaya jarak kekuasaan tinggi. H5.1.Hubungan
positif antara hubungan yang baik dengan rekan-rekan dan kepuasan kerja lebih
lemah dalam budaya jarak kekuasaan tinggi. H5.2. Hubungan positif antara
hubungan yang baik dengan rekan-rekan dan kepuasan kerja lebih kuat dalam
budaya jarak kekuasaan tinggi.
4. Teori yang digunakan
Kepuasan kerja
dapat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pekerjaan siuasional. Misalnya
menurut teori dua factor yang juga dikenal sebagai teori motivasi pribadi, anteseden
dari kepuasan kerja dapat dikelompokkan
dalam faktor motivasi,seperti pengakuan
pekerjaan, tanggung jawab , promosi,dan pertumbuhan karir, serta factor pribadi, seperti
gaji, kebijakan perusahaan, hubungan dengan rekan kerjadan pengawasan (Hezberg
et al, 1959). Demikian pula, model karakteristik pekerjaan (Hackman dan Oldham,
1976), yang menentukan kondisi yang menyebabkan kepuasan kerja yang lebih
tinggi, mendefinisikan lima karakteristik inti pekerjaan: identitas tugas,
signifikansi tugas, berbagai keterampilan, otonomi dan umpan balik, dan dengan
demikian menyoroti pentingnya aspek pekerjaan intrinsik.
5. Metodologi penelitian
Populasi dari
penelitian ini adalah 16 negara dengan jumlah sampel yang disebar mencapai
10.017 responden. Namun pada analisis data hanya 8435 jawaban yang dapat
menampung semua variabel. Responden merupakan karyawan saat ini bekerja untuk membiayai
istri, dan para pembantunya. Pengukuran kuesioner menggunakan skala likert 7
dengan skala 1 benar-benar tidak puas hingga 7 benar-benar puas. Sementara itu,
terdapat beberapa variabel penjelas
diukur pada skala antara 1 (sangat tidak setuju) dan 5 (sangat setuju).
Analisis data menggunakan model regresi standar diterapkan menggunakan kuadrat
terkecil estimasi biasa.
6. Hasil dan analisis
Secara keseluruhan, hanya terdapat satu dimensi
situasional yang tidak signifikan yang berdampak pada kepuasan kerja yaitu
kesempatan untuk membantu orang lain. Mengenai efek langsung pada jarak
kekuasaan pada kepuasan kerja, peneliti tidak menemukan pengaruh jika
menggunakan skor yang diberikan oleh Hofstede. Namun secara signifikan dampak
kepuasan pekerjaan, baik ketika menerapkan nilai GLOBE serta ketika menggunakan
skor Taras et al 's (2012) dimana hasil akhir menunjukkan variabel
moderator jarak kekuasan sangat bergantung pada konsep budaya yang
dikembangkan.
7. Simpulan dan saran
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan secara nasional
dalam kepuasan kerja, seperti yang ditemukan dalam berbagai penelitian, yang
berakibat perbedaan disposisi situasional untuk bekerja dan bukan hasil dari budaya
lingkungan yang berbeda dalam hal jarak kekuasaan yang diukur dengan konsep
saat ini.
Saran untuk penelitian yang akan dating adalah memasukkan varriasi variabel
selain jarak kekuasan,karakteritik pekerjaan, dan kepuasan kerja.
8. Keterbatasan penelitian
Tidak adanya
penyajian hasil model control yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan
pendidikan mengakibatkan nilai R2 hanya sebesar 9%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar