Review Artikel
Quality
of Work Life on Employees Job Involvement and Affective Commitmen between the
Public and Private Sector in Malaysia
P.
yukthamarani Peramrupan, Abdullah Al-Mamun, dan Roselina Ahmad saufi
Asian
Socia Science; Vol. 9, No. 7; 2013
ISSN
1911-2017 E-ISSN 1911-2025
1. Latar
Belakang Masalah
Dalam bisnis dewasa
ini, perusahaan tidak dapat menghindar dari berbagai macam bentuk kejahatan
orgnisasi dan kompetisi. Saat ini, terdapat perbedaan yang cukup besar pada
manajemen di sektor publik dan swasta. Perbedaan yang mencolok tersebut
terletak pada faktor pendapatan dimana uang, pengembalian, dan keuntungan selalu
menjadi elemen kunci pada sektor swasata. Namun, kedua sektor tersebut memiliki
kelemahan pada keterlibatan dan komitmen
karyawan pada organisasi guna memastikan organisasi dapat beroperasi dan
dikelola secara efektif. Penelitian yang
dilakukan oleh Walton (1974) menyatakan bahwa manusia sangat berhubungan dengan
emosi dan kecerdasan. Oleh karena itu, persyaratan untuk memenuhi kebutuhan
hierarki manusia adalah aspek yang cukup penting terutama pada kepuasan dan
motivasi. Namun, adanya QWL justru membuat organisasi melakukan penekanan
terhadap keterlibatan kerja karyawan, dimana keterlibatan kerja seorang
karyawan dipandang sebagai indicator kinerja dan pengembalian investasi
organisasi yang tinggi. Mengembangkan dan menyediakan QWL dengan baik maka akan
berdampak pada keuangan suatu organisasi yang baik pula.
2. Tujuan
Penelitian
Tujuan dari
penelitian ini ini adalah untuk menguji “Pentingnya Kualitas Kehidupan Kerja
(QWL) dan keyakinan Kualitas Kehidupan Kerja pada Keterlibatan Kerja dan
Komitmen Afektif
3. Hipotesisi
Berdasarkan latar
belakang diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut; a) H1: Semakin
tinggi kepuasan dengan QWL, semakin tinggi Keterlibatan Kerja karyawan; b) H2:
Semakin tinggi kepuasan dengan QWL, semakin tinggi Komitmen Afektif ; c) H3:
Ada hubungan positif antara Keterlibatan Kerja karyawan dan komitmen afektif ;
d) H4: Keterlibatan kerja karyawan secara signifikan mengintervening hubungan antara
QWL dan Komitmen Afektif ; e) H5: Ada perbedaan yang signifikan QWL antara
karyawan Sektor Publik dan Karyawan sektor swasta.
4. Teori
yang digunakan
Konsep kualitas kehidupan
kerja (QWL) pertama kali diciptakan pada tahun 1962. Teknik QWL dapat memenuhi
kebutuhan psikologis staf dalam organisasi (Pluck, 1993:36-42). Ikatan atau
rantai karyawan dengan organisasinya disebut komitmen organisasi (OC) (Lambert
dan Paoline, 2008; mathieu et al., 2010). Allen dan Meyer (1990) telah
mengidentifikasi tiga jenis OC yaitu : afektif, kelanjutan, dan normatif. Kebanyakan penelitian organisasi publik
menunjukkan adanya komitmen afektif dan kelanjutan (Kalbers & Fogarty,
1995; Ketchand & Strawser, 2001).
5. Metodologi
Penelitian
Penelitian ini
meruakan penelitian cross section, karena penelitin didasarkan pada satu waktu.
QWL menggunakan pengukuran menggunakan 4
skala likert dengan 1 sangat tidak puas sampai 4 sangat puas, sementara
pengukuran keterlibatan kerja menggunakan skala likert 6 mulai 1 untuk sangat
setuju sampai 6 sangat tidak setuju. Penelitian menggunakan kuesioner sejumlah 400
sampel dengan teknik purposive sampling.
6. Hasil
Dan Pembahsan
Pengukuran
reliabilitas menunjukkan cronbach alpha sebesar 0,7999 dan 0,933 untuk variabel
dependen dan independen yang berarti variabel memiliki reliabilitas yang kuat. Keterlibatan
kerja yang tinggi berhubungan dengan efisiensi kerja dan efektivitas kerja.
Perbedaan antara responden dari publik dan swasta adalah signifikan terhadap
keterlibatan kerja mereka. Karyawan sektor
publik yang tidak efisien terbukti bersalah melalui hubungannya dengan pengaruh
QWL. Responden sektor publik memiliki Keterlibatan Kerjayang kuat dan mungkin kelompok sasaran penelitian
ini memainkan peran manajemen tingkat menengah dan atas. Perbedaan antara kedua sektor mencetak p. =
0,013.
7. Simpulan
Dan Saran
Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja yang memuaskan akan
meningkatkan keterlibatan kerja yang berhubungan dengan afektif komitmen. Saran
untuk organisasi secara keselurhan dapat
beradaptasi dan berimprovisasi pada sisitem kerja mereka saat ini guna
meningkatkan keterlibatan kerja karyawan dan komitmn afektif. Selain itu, untuk
kedua organisasi adalah selalu berusaha untuk memberikan kehidupan kerja yang
baik untuk mendapatkan kinerja terbaik dari para karyawannya.