Senin, 28 Maret 2016

review artikel kinerja

Gaya Manajemen Konflik ,Kecerdasan Emosional , Dan Kinerja Di Organisasi Umum
Hsi- An Shih dan Ely Susanto
www.emeraldinsight.com/1044-4068.htm international journal of conflict management
Vol 21 no2, 2010 pp 147-168

1.      Pendahuluan
Gladstein, 1984; Wall and Nolan, 1986; Jehn 1995) menyatakan adanya konflik dalam organisasi menyebabkan rutinitas tertanggu, dan penurunan produktivitas serta kepuasan. Sementara Jehn, 1997; Leung dan Tjosvold, 1998;Tjosvold,1998) menyataan sebuah konflik memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, kreativitas, dan kinerja.
2.      Tujuan penelitian
Tjuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional (EI), gaya manajemeen (CMS), dan prestasi kerja di Pemerintahan local daerah di Indonesia.  
3.      Hipotesis dan pengembangan
Jordan dan Troth (2004, hal. 196) mengemukakan bahwa "kemampuan untuk menyadari dan mengelola emosi adalah juga berpikir untuk memfasilitasi fungsional dari disfungsional, resolusi konflik dan akibatnya berkontribusi terhadap kinerja tim yang lebih baik ", sehingga banyak peneliti berasumsi bahwa adanya EI menyebabkan seseorang memilij gaya yang lebih menguntunkan guna penanganan konflik antar pribadi. Berdasarkan hal tersebut, dihasilkan hipotesis : H1. kecerdasan emosional secara positif terkait dengan mengintegrasikan gaya. H2. Kecerdasan emosional secara positif terkait dengan gaya kompromi.  H1. Kecerdasan emosional secara positif terkait dengan mengintegrasikan gaya, H2. Kecerdasan emosional secara positif terkait dengan gaya kompromi. H3. Mengintegrasikan gaya berhubungan positif dengan kinerja pekerjaan. H4. Gaya kompromi berhubungan positif dengan kinerja pekerjaan. H5. Kecerdasan emosional berhubungan positif dengan kinerja H6. Mengintegrasikan gaya akan memediasi hubungan antara EI dan pekerjaan kinerja. H7 . Mengorbankan gaya akan memediasi hubungan antara EI dan pekerjaan
4.      Teori yang digunakan
Konsep kecerdasan social yang dikembangkan oleh Thorndike (1920) telah diakui sebagai salah satu prinsip dasar EI, dimana secara khusus, kecerdasan social mengacu pada “kemampuan untuk melihat dirinya sendiri dan status internal lainnya, motif dan perilaku serta untuk bertindak secara optimal atas dasar informasi. Follet, 1940  menerangkan adanya berbagai gaya penanganan konflik interpersonal, yaitu dominasi, kompromi, intregasi menghindari dan penindasan.
5.      Metodologi penelitian
Sampel yang digunakan sebanyak 300 pegawai pemerintah dari 2 kabuapaten local salah satu provinsi Negara Indonesia dengan cara pengisian kuesioner melalui pengukuran skala likert 7 pont mulai sangat tidak setuju hingga sangat setuju.Respnden yang dipilih ialah harus bekerja sama di sebuah ruangan yang sama dan berinteraksi satu sama lain, sehingga akan memiliki implikasi yang kuat utuk kinerja individu ketika sebuah konflik muncul, meskipun mereka tidak bekerja sebagai sebuah tim. Teknik analisis data menggunakan multiple hierarki regresi.
6.      Hasil dan pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa EI merupakan anteseden gaya manajemen konflik. Selin itu terdapat pengaruh secara langsung gaya intregasi pada prestasi kerja.
7.      Simpulan dan saran
Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimulkan bahwa EI daam organisasi public berdampak prestasi kerja mirip dengan EI dalam organisasi swasta. Saran untuk pemerintah daerah di Indonesia untuk memasukkan unsur EI dalam setiap rekruitmen para pegawainya. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk memperluas sampel penelitian agar hasi penelitian lebih meluas.
8.      Keterbatasan penelitian

Cakupan wilayah yang kecil (tersentral pada wilayah Jawa) membuat hasil penelitian belum secara umum.